Sugeng Rawuh

Sugeng Rawuh
Selamat Datang

Semua Catatan Keisengan dan Keanehan saya

Hanya menulis yang saya rasa. Terimakasih

Senin, 03 November 2014

Perburuan Ke Pasar Asemka

Halo teman-teman rasanya sudah lama ya saya tidak menyampah di blog ini. :) Bahkan tadi saya sempat lupa bagaimana menambahkan tulisan baru di blogspot. Oke untuk kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai perjalanan saya berburu hadiah 17an di Pasar Asemka. Walaupun sudah tergolong lawas dan basi tapi semoga saja bisa membantu siapapun yang membutuhkan ya..... :)

Peringatan HUT Proklamasi atau yang biasa disebut 17an merupakan bagian dari pesta rakyat Indonesia. Berbagai elemen, suku, instansi, dll merayakan dengan cara sendiri-sendiri. Kalau di kampung baru tempat saya tinggal, biasanya kami merayakan dengan berbagai perlombaan yang diikuti oleh warganya mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Saya sebagai anak muda tentu saja terlibat menjadi panitia acar tersebut. Tugas saya di sini selain sebagai sekertaris juga sebagai seksi repot untuk belanja sana sini. Setelah survey kesana kemari tanya sana sini browsing ini itu saya putuskan untuk berburu ke pasar Asemka.

Sebelum menuju ke sana saya janjian dengan salah satu teman saya, namanya Anis. Teman saya ini kebetulan panitia juga di daerah rumahnya. Kebetulan sepulang kami latihan menari dari TMII sempat selintengan membahas acara 17an di kampung kami masing-masing dan ternyata ia juga mendapat bagian untuk belanja hadiah. Jadilah kami janjian untuk bareng-bareng berangkat kesana.

Saat waktu yang telah ditentukan kami janjian di stasiun Pondok Cina menuju Kota. Anis ditemani oleh ketiga temannya, dua laki-laki dan satu perempuan sedangkan saya hanya ditemani ibu saya karena teman-teman saya memiliki kesibukan masing-masing. Saat kereta datang aku dan Anis terpaksa pisah gerbong karena ibu saya ingin di gerbong khusus perempuan sedangkan Anis bersama teman laki-lakinya. Suasana Commuter Line saat itu tidak terlalu padat. Alhamdulillah setelah Stasiun Tebet aku dapat tempat untuk duduk.

Kami bertemu kembali di Stasiun Kota. Dari sana kami keluar stasiun ke arah Kawasan Wisata Kota Tua. Kami menyebrang jalan, di depan museum Bank Mandiri kami mengambil arah kiri menuju jembatan layang, bukan ke arah kanan yang menuju Kota Tua.

Tidak jauh kami berjalan jajaran pedagang sudah menghiasi tempat tersebut. Semakin ke dalam maka akan semakin ramai. Mata kami mulai berkeliling mencari barang-barang yang dibutuhkan. Tidak lama kemudian Anis dan teman-temannya sudah mulai tidak sabar melihat tempat makan & tempat minum bertumpuk-tumpuk. Mereka langsung menyerbu tempat tersebut, kebetulan tempat itu sangat ramai akhirnya aku menyarankan untuk masuk lebih dalam lagi karena biasanya di dalam lebih murah dan lebih banyak pilihan. Merekapun setuju dengan saran saya. Setelah beberapa langkah saya lihat ada tempat makan dan tempat minum yang dibungkus plastik menjadi bingkisan menarik. Kami sepakat untuk menuju tempat tersebut.

Saya coba tanya ke petugas penjaga berapa harga bingkisan yang digantung-gantung itu. Penjaga menjelaskan bahwa ada yang harganya 10.000, ada 15.000, dan ada pula yang 25.000 untuk satu paket. Saya sempat tertegun karena harganya yang sangat murah sampai-sampai harus saya berkali-kali bertanya "beneran nih Bang?". Penjaganya hanya tertawa-tawa. Akhirnya saya putuskan mengambil yang seharga 15.000 mutunya lumayan tidak terlalu tipis dan pas buat anak-anak.  Ternyata Anis juga tertarik dengan yang saya beli akhirnya saya beli setengah lusin bingkisan dan ia setengah lusin, totalnya satu lusin.

Tidak puas hanya membeli tempat makan dan tempat minum kami bergerilya lagi mencari sesuatu yang bisa dijadikan hadiah. Masih di toko itu, Anis menemukan tempat minum model tupperware  harganya cukup murah 42.000 setengah lusin untuk yang ukuran kecil jadi jatuhnya harga satuan hanya 7.000. Kebetulan saya  pernah bertanya di Pasar Cisalak harga satuannya 12.000 beda 4.000 dikali 6 kan lumayan. :p (gak mau rugi). Akhirnya Anis membeli satu lusin dan saya setengah lusin.

Rasa penasaran saya masih melekat saya pun bertanya "Bang kalo tempat pensil begitu ada?"
"Ada nih neng selusinnya 32.000 aja" kata si penjaga sembari melipat-lipat tempat pensil plastik yang mulanya berbentuk lembaran menjadi bentuk kotak-kotak. Wau langsung ku borong satu lusin.
"Kalau pensil kit begitu ada Bang?" tanya Anis.
"Ada nih 8.000 satuannya"  kata penjual sambil mengeluarkan pensil kit seperti yang sering aku lihat di mall-mall.
"Gak kurang? masa sama harganya sama yang di mall" kataku sambil menyenggol lengan Anis.
"Yaudah kasih deh 7.000 biar gak sama" kata penjual.
"6.500 deh" kata ku bermental ibu-ibu hobi nawar.
"Yaudah kasih...." kata penjual tersebut pasrah.
Kamipun tersenyum bahagia.

Setelah puas di toko tersebut kami bergerilya mencari kertas pembungkus hadiah. Kami menemukan tidak jauh dari toko blessing. Toko yang cukup terkenal di Asemka. Kertas kado tersebut kami dapatkan dengan harga 26.000 isi 50 lembar. Perburuan kami masih berlanjut karena Anis masih mencari buku tulis untuk hadiah anak-anak. Untuk kali ini saya kurang tertarik karena harganya sama saja dengan yang dijual di toko buku dekat rumah saya.

Akhirnya setelah semua yang kami cari telah ditemukan kami berpisah. Anis dan teman-temannya mau makan dahulu di sekitar situ sedangkan saya dan ibu saya langsung pulang mengendarai commuterline lagi.




Ini model kertas kado yang saya beli. Bahan kertasnya bagus tebal dan tidak mudah robek walaupun harganya murah.
Mohon maaf saya tidak sempat memoto barang buruan saya yang lain.