Beberapa hari lalu saya kedatangan sms yang isinya agar
beberapa hari kedepan jangan dulu mengkonsumsi salah satu produk minuman
terkenal. Alasannya karena salah satu pekerjanya telah menambahkan darahnya
yang telah terkontaminasi HIV kedalam minuman tersebut. Hal ini di sampaikan
oleh salah satu stasiun TV swasta pada pukul 16.00. Tapi setelah saya cari
tahu, pada pukul itu, acara di stasiun TV yang di maksud sangat tidak ada hubungannya
dengan isu tersebut.
Lagi pula kalau memang benar, perusahaan pasti tidak akan
tinggal diam dengan adanya kasus seperti itu. Kenyataannya, saat ini justru
stasiun TV tersebut mengaku tidak pernah menayangkan hal seperti itu. Ya, saat
sms itu masuk pun saya tidak percaya kalau ada hal seperti itu. Ada hal dan
pertanyaan yang sangat ingin saya utarakan kepada mereka yang telah
terprovokasi.
Pertama, Kalau memang benar Pekerja itu meneteskan darahnya ke
minuman tersebut. Seberapa banyak darah yang telah ia teteskan, dibandingkan
dengan minuman yang di produksi. Selain itu juga saat kapan pekerja itu
memasukan darahnya? Apakah yakin virus tersebut akan kuat bertahan hidup
setelah melewati proses pengolahan yang panjang? Saya memang bukan seorang yang
bergerak di bidang kesehatan, apalagi seorang ahli kesehatan. Maaf kalau
sekiranya salah. Tapi sepengetahuan saya dari seminar-seminar dan diskusi-diskusi Virus HIV itu tidak bisa
bertahan lama di luar manusia. Baik itu dalam hewan, makanan, minnuman, apalagi
di udara bebas.
Kedua, bisa saja menyebarnya rumor ini disebabkan oleh sejumlah oknum iseng dan jahat.
Mereka hanya ingin kita menjadi parno dengan HIV. Seperti halnya saat rumor
beredarnya tusuk gigi atau jarum suntik di bioskop. Rumor-rumor seperti ini
hanya akan mendoktrin masyarakat bahwa para pengidap HIV itu jahat. Mereka
harus di jauhi.
Ini
merupakan salah satu bentuk diskriminasi. Coba kita lihat tema Hari Aids
Sedunia tahun ini Getting to Zero, Safety Riding and Safety Life dan di
Indonesia sendiri mengusung tema Lindungi Pekerja dan Dunia Usaha dari HIV & AIDS. Berkaitan bukan? Mungkin dengan ini yang mulanya orang / perusahaan
mulai bisa menerima karyawan yang ODHIV menjadi kembali enggan, karena di
khawatirkan akan melakukan hal yang kurag lebih serupa.
Padahal kita sesama manusia tidak berhak mendiskriminasi orang lain. Apakah kita telah
merasa paling suci & hebat? Semua orang memiliki hak yang sama, yang harus
dilindingi dan di hargai. Termasuk para ODHIV, mereka tidak seburuk virus yang
melekat di dalam dirinya.
Ingat!!!
Jauhi Virusnya bukan orangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar